1. ORANG MENGHADAPI TRADE OFF
Ketika
setiap orang dihadapkan pada pertukaran (trade off), maka dalam membuat
keputusan harus merelakan sesuatu untuk suatu tujuan.
contoh:
seorang yang lebih memilih membelikan semua uangnya untuk membeli baju, maka
dia harus merelakan kesempatan untuk membeli makanan untuk kebutuhan akan
gizinya. NAMUN seseorang tidak boleh mengabaikan kebutuhan akan gizinya demi
sebuah penampilan (baju).
Dengan
demikian : Trade off yang harus dihadapi sangatlah penting karena semua orang
akan dapat mengambil keputusan terbaik jika semua pilihan yang ada dimengerti
dengan baik.
2. BIAYA ADALAH APA YANG ANDA
KORBANKAN UNTUK MENDAPATKAN SESUATU
Terkadang
kita melupakan pengertian biaya atau harga yang sebenarnya dari pilihan yang
kita ambil. Konsep yang sering dilupakan adalah biaya kesempatan (opportunity
cost), yaitu kesempatan yang hilang demi menjalankan suatu pilihan. Oleh karena
itu, harga yang harus saya bayar untuk s1 bukan cuma biaya kuliah, buku, dan
biaya hidup saja. Biaya kesempatan yang timbul akibat kehilangan kesempatan
bekerja dengan gaji yang layak seharusnya ikut masuk pertimbangan. Terkadang,
biaya kesempatan untuk melanjutkan kuliah bisa jadi teramat tinggi.
Contohnya seorang pemain NBA, Le Bron James, yang memutuskan untuk tidak
melanjutkan ke perguruan tinggi karena menganggap ‘biaya kesempatan’ kuliah
terlalu tinggi, dibanding ‘biaya kesempatan’ berkarier sebagai atlet
profesional.
3. ORANG RASIONAL BERPIKIR PADA
BATAS-BATAS
Keputusan
dalam hidup jarang ada yang benar-benar hitam ataupun putih, tetapi biasanya
berada di daerah abu-abu.
Contoh: Pada
saat makan malam kita tidak harus memutuskan untuk berpuasa atau makan serakus
babi, namun kita harus memilih apakah kita perlu menambah sesendok nasi atau
tidak.
Seperti pada
contoh, individu dan perusahaan dapat mengambil keputusan-keputusan yang lebih
baik, dengan cara berpikir pada batas-batas. Seorang pengambil keputusan yang
rasional akan bertindak, jika dan hanya jika, keuntungan dari tindakan tersebut
melebihi biaya marginalnya.
4. ORANG TANGGAP TERHADAP INSENTIF
Karena
manusia mengambil keputusan dengan cara membandingkan keuntungan dan biaya,
kebiasaan mereka akan berubah jika ada perubahan pada keuntungan atau biayanya.
Contoh: Ketika
harga daging sapi naik, orang lebih cenderung membeli daging ayam karena
harganya lebih murah. Pada saat bersamaan pengusaha daging sapi akan menjual
lebih banyak daging sapi karena dapat keuntungan yang lebih tinggi.
Pembuat
kebijakan publik tidak boleh melupakan pentingnya insentif, karena banyak
kebijakan yang bisa mengubah biaya atau keuntungan bagi orang-orang, sehingga
merubah perilaku mereka. CONTOH: Ketika harga bahan bakar naik, akan
mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum atau mengganti mobil
mereka dengan mobil listrik.
Ketika para
pembuat kebijakan gagal mempertimbangkan bahwa kebijakan-kebijakan mereka akan
berdampak pada perilaku masyarakat terhadap insentif, hasilnya bisa tidak
sesuai keinginan. CONTOH: Kebijakan publik yang mengatur keamanan berkendara
yang mengharuskan sabuk pengaman disetiap mobil. Namun, suatu penelitian di
tahun 1975, ekonom Sam Paltazam menunjukan bahwa aturan tersebut: 1. Mengurangi
jumlah kematian per kecelakaan, NAMUN 2. Meningkatkan angka kecelakaan
lalu lintas
Nettonya:
Sedikit perubahan pada angka kematian pengemudi, Peningkatan pada angka pejalan
kaki.
INTINYA
Ketika menganalisis kebijakan apapun harus mempertimbangkan tidak hanya
pengaruh-pengaruh langsungnya, tetapi juga pengaruh-pengaruh tidak langsung
yang timbul akibat adanya insentif, perilaku masyarakat akan ikut berubah.
5.
PERTUKARAN BARANG DAPAT MENGUNTUNGKAN SEMUA PIHAK
Suatu Negara akan memproduksi sesuai kemampuan yang paling optimal ( biaya
produksi rendah, kemampuan produksi tinggi, kualitas bagus) yang dimiliki lalu
menjualnya ke Negara lain yang tidak optimal produksinya dari barang tersebut
dan barang produksi yang tidak bisa dihasilkan secara optimal maka Negara
tersebutpun akan membeli dari Negara lain yang produksinya lebih optimal.
Contohnya:
Saya teringat sebuah joke menarik mengenai ini. Alkisah sebuah pabrik mobil
yang berpusat di Oklahoma, USA. Setelah sekian lama memonopoli pasar mobil di
USA, muncul sebuah pabrik pesaing, yang ajaibnya terletak di tengah lautan. Jika
pabrik Oklahoma membutuhkan biaya sebesar $25rb untuk mendisain, meproduksi
parts dan merakit sebuah mobil hingga jadi, maka pabrik San Fransisco dengan
ajaibnya hanya membutuhkan 50 ton gandum seharga $12rb. Prosesnya pun terbilang
cukup mudah. Cukup mengirim gandum ke pabrik melalui kapal, voila! mobil dengan
setengah harga pasar pun tersedia. The factory is called HONDA. Yup, pabrik
ajaib kita adalah perusahaan ekspor impor.Apakah perdagangan gandum-mobil di
atas menguntungkan USA-Jepang? We could say so. Konsumen mobil USA bisa
mendapatkan mobil dengan murah.Konsumen Jepang bisa mendapatkan gandum kualitas
tinggi. Pabrik Oklahoma akan merugi akibat persaingan tentu saja. Akan tetapi,
dengan sejumlah inovasi dia bisa bangkit, kembali ke pasar, dan memberikan
suplai mobil dengan kualitas dan harga yang lebih menguntungkan konsumen.
6. MEKANISME PASAR MERUPAKAN METODE YANG COCOK
UNTUK MENGATUR KEGIATAN EKONOMI.
Masih ingat dengan perang dingin?Salah satu ideologi yang dipertentangkan
adalah ekonomi pasar melawan ekonomi terpusat.Salah satu kelemahan ekonomi
terpusat adalah, tidak adanya insentif yang cukup untuk maju dan berbuat
lebih.Semua sudah diatur oleh pemerintah.Di sini bisa kita lihat kelemahan
kedua.Pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya
secara tepat. Di lain pihak, mekanisme pasar bertumpu pada keputusan kolektif
rumah tangga dan perusahaan dalam pengalokasian sumber daya. Dibandingkan
pemerintah, tak ayal lagi, pasar memiliki kemampuan lebih.Pasar memunculkan permintaan
barang maupun jasa; Pasar pula lah yang mengumpulkan perusahaan maupun rumah
tangga untuk menyediakan penawaran.Ekonom menyebut mekanisme ini sebagai tangan
gaib (invisible hand).
7. PEMERINTAH DAPAT MENINGKATKAN
KINERJA PASAR
Anda mungkin bertanya, jika mekanisme pasar dapat mengalokasikan sumber daya
secara efektif dan efisien, apa perlunya pemerintah? Salah satunya adalah untuk
memastikan mekanisme pasar bekerja dengan baik melalui penegakan hukum dan
penyediaan sarana prasarana.Apa gunanya mekanisme pasar kalau pencurian
merajalela, perjanjian dagang tidak ditepati dan jalur transportasi buruk (dan
tidak ada cukup insentif bagi pasar untuk menyediakan jalur transportasi)?
Peran pemerintah tidak hanya berhenti sebagai fasilitator.Terkadang intervensi
terhadap mekanisme pasar diperlukan, karena si tangan gaib kita memang bisa
mengatur ekonomi, tetapi bukan berarti mahakuasa. Di sini pemerintah dapat
melakukan dua hal: meningkatkan efisiensi dan keadilan. Salah satu penyebab
ketidakefisienan pasar adalah eksternalitas, yaitu pengaruh suatu tindakan
terhadap khalayak umum.
Contoh:eksternalitas (negatif) yang paling umum adalah polusi.Ada pula faktor
kekuatan pasar, di mana suatu kekuatan tunggal (atau segelintir orang) memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap pasar.Bisa juga disebut monopoli.Pemerintah
memiliki peran untuk mencegah timbulnya faktor-faktor tersebut yang bisa
mengakibatkan gagalnya kerja mekanisme pasar.Kemudian berbicara mengenai
keadilan, mekanisme pasar hanya bisa mengatur alokasi sumber daya berdasarkan
kemampuan memproduksi sesuatu yang mana orang mau membayar untuk itu.Si tangan
gaib tidak menjamin tiap orang bisa punya pekerjaan, bisa makan cukup atau bisa
berobat jika sakit.Pemerintah lah yang bertanggung jawab atas keadilan bagi
seluruh rakyat, dengan mekanisme pajak, subsidi dan program kesehatan atau
sembako murah
.
Contoh lain: Seperti dalam kasus krisis perekonomian seperti sekarang diamana
banyak perisahaan yang bangkrut dan terjadi kegagalan pasar, pemerintah dapat
turun tangan dan menyelamatkan perusahaan tersebut dari kebangkrutan, dan
menjaga kemampuan produksi sekaligus meminimalisir angka pengangguran dengan
cara melakukan buyout, atau pembelian/pengambil alihan sebuah perusahaan oleh
pemerintah. Walau begitu pemerintah tidak selalu harus melakukan hal tesebut.
8. STANDAR HIDUP SUATU NEGARA
BERGANTUNG PADA KEMAMPUAN MEMPRODUKSI BARANG DAN JASA
Contoh: Fakta menunjukkan perbedaan standar hidup yang cukup mencolok
antarnegara yang ada di dunia. Bank Dunia membagi tingkat pendapatan suatu
negara menjadi Low Income (LIC) untuk di bawah $785, Lower Middle Income (LMC)
untuk $766-$3035, Upper Middle Income (UMC) untuk $3036-$9385, dan High Income
untuk di atas $9386. Indonesia sendiri terletak pada tingkatan LMC. Perbedaan
tingkat pendapatan mengakibatkan pula perbedaan standar hidup: kepemilikan akan
barang-barang elektronik, akses layanan pendidikan dan kesehatan, ketersediaan
nutrisi, hingga tingkat harapan hidup (life expectancy). Faktor apa yang
menjadi penentu tingkat standar hidup suatu negara? Produktivitas, yaitu jumlah
barang dan jasa yang diproduksi tiap satu jam kerja. Semakin produktif
masyarakat suatu negara, semakin besar kemampuan mereka menikmati standar hidup
yang lebih baik. Konsep produktivitas dan standar hidup ini akan berdampak pula
pada kebijakan publik. Kebijakan publik yang bertujuan meningkatkan standar
hidup masyarakat harus mampu menjawab pertanyaan kunci, ‘bagaimana meningkatkan
produktivitas masyarakat?’Untuk itu, diperlukan pendidikan yang baik, fasilitas
yang memadai, kebijakan yang tepat dan dukungan teknologi yang mumpuni.
9. HARGA AKAN NAIK KETIKA PEMERINTAK
MENCETAK TERLALU BANYAK UANG
Tingginya tingkat peredaran uang akibat dari tingginya produksi uang itu
sendiri, menyebabkan nilai dari uang tersebut menjadi semakin kurang berharga
yang berdampak pada terjadinya inflasi. Sehingga harga barang naik karena niali
dari uang tersebut menurun.
Contoh: Mungkin kalian masih ingat dengan inflasi gila-gilaan–disebut juga hiperinflasi–di
Zimbabwe, sampai-sampai terbit duit kertas bertuliskan 10 milyar. Kini, setelah
mengalami 3 kali devaluasi–penurunan nilai mata uang–sejak 2006, dolar Zimbabwe
dinyatakan tidak berlaku, alih-alih mata uang internasional lah yang berlaku di
negara tersebut. Tahukah kalian apa penyebab inflasi? Secara umum, inflasi atau
kenaikan tingkat keseluruhan harga disebabkan terutama oleh jumlah uang yang
beredar di masyarakat.Seperti di Jerman periode awal 20an di mana harga-harga
naik 3 kali lipat tiap bulannya, jumlah uang tercatat meningkat 3 kali tiap
bulannya.
10. MASYARAKAT MENGHADAPI TARIK-ULUR JANGKA
PENDEK ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
Meskipun dalam jangka panjang inflasi merupakan efek utama dari jumlah uang
beredar, dalam jangka pendek mencetak uang banyak-banyak malah bisa mengurangi
pengangguran.Lho?Berikut alur analisisnya.Peningkatan jumlah uang beredar dapat
menstimulasi kemampuan belanja sehingga tingkat permintaan pun meningkat.
Kenaikan tingkat permintaan memang berpotensi menaikkan harga, akan tetapi ia
juga akan menarik minat pengusaha untuk meningkatkan produksi barang dan jasa
untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk itu, diperlukan lebih banyak pekerja.
Secara umum lapangan pekerjaan akan meningkat dan pengangguran pun menurun.
Jadi, dalam skala keseluruhan ekonomi terdapat pula tarik-ulur (trade off),
yaitu antara inflasi dan pengangguran.Para penentu kebijakan dapat memanfaatkan
tarik-ulur jangka pendek ini untuk menentukan kombinasi inflasi dan
pengangguran yang dirasa ‘pas’.Caranya dengan mengatur pengeluaran pemerintah,
tingkat pajak dan jumlah pencetakan uang.Hal ini, tentu saja, menjadi subjek
perdebatan yang tidak pernah berhenti.
Contoh: Tradeoff antara inflasi dan pengangguran sifatnya hanyalah sementara, namun
dapat berlangsung menahun. Dinegara tertentu meningkatnya inflasi akan
mengurangi pengangguran. Namun hal tersebut tampaknya tidak terjadi di
Indonesia.